Luasan lahan pertanian di Indonesia yang
semakin kecil dan sempit menjadi salah satu alasan semakin berkurangnya produk
pertanian yang dihasilkan, bahkan sampai kepada permasalahan penyerobotan lahan
hutan terutama oleh masyarakat sekitar hutan untuk menambah luasan areal
pertanian mereka. Sehingga hal ini menimbulkan banyak konflik lahan antara
masyarakat sekitar hutan dengan pihak pemegang izin pengelolaan hutan, seperti
HPH ataupun Perhutani. Tidak ada atau kurangnya komunikasi dan kerjasama antara
pemegang izin dengan masyarakat sekitar hutan, semakin memperuncing
permasalahan yang ada.
Pengelolaan
hutan bersama masyarakat (PHBM), menjadi satu solusi kongkrit untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung dan
partisipatif, tidak hanya akan membantu permasalahan perekonomian masyarakat
sekitar hutan, tapi juga membantu pemegang izin dalam kelancaran pengelolaan
hutannya. Dengan penerapa PHBM, konflik dengan masyarakat sekitar hutan terkait
lahan dapat diminimalisir, juga dapat meningkatkan rasa memiliki dari
masyarakat terhadap lahan hutan yang ada.
Penerapan
agroforestri dalam PHBM dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi
permasalahan yang ada tersebut. Selain mengatasi permasalahan konflik lahan,
juga dapat mengatasi permasalahan semakin sempitnya lahan pertanian. Dengan
menanam tanaman pertanian di dalam atau di bawah tegakan hutan dapat
meningkatkan produk pertanian yang dihasilkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Namun,
dalam penerapan sistem agroforestri perlu diketahui adanya interaksi yang
terjadi antar komponen penyusun. Interaksi yang terjadi dapat merugikan bagi
salah satu komponen penyusun, atau mungkin dapat menguntungkan bagi komponen
yang ada. Hal ini perlu diketahui untuk meningkatkan keberhasilan dari
penerapan agoforestri.
click here to download
No comments:
Post a Comment