Lingkungan dan alam sudah selayaknya berjalan selaras
dengan kehidupan kita sebagai manusia. Jika lingkungan alam kita tidak sepatutnya
dijaga keberadaannya, maka ini akan menjadikan dampak yang buruk juga untuk
kelangsungan hidup manusia. Selama ini, kepedulian terhadap lingkungan
seringkali hanya berupa slogan-slogan saja, tanpa ada tindakan yang nyata
secara langsung.
Zaman sekarang, tingkat kepedulian akan lingkungan sudah
mulai pudar baik di desa ataupun daerah urban. Generasi muda, yang notabene
menjadi agen perubahan masih banyak
yang jarang
peduli dengan perlindungan terhadap lingkungan atau pun dengan kehutanan. Masyarakat lebih nyaman dengan profesi “pemakai” atau sering
disebut dengan sifat konsumtif
dari pada untuk memperbaharui bahkan menciptakan sesuatu yang ada dalam
lingkungan sekitar.
Seperti yang telah diketahui, keadaan
lingkungan rusak
akibat
ketidakpedulian masyarakat
terhadap lingkungan,
sebagai contoh yaitu terjadinya
agenda banjir tahunan ketika musim hujanpun tiba. Adapun penyebab dari banjir
tahunan ini, yaitu buruknya drainase akibat terjadi penumpukan sampah di daerah
aliran sungai dan kebiasaan buruk masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Saat ini, Indonesia menempati urutan ke-2 setelah Brazil dalam
hal degradasi dan kerusakan hutan. Antara tahun 1990 sampai tahun 2005, negara Indonesia telah kehilangan lebih dari 28
juta hektar hutan, dan di dalamnya sekitar 21,7 persen hutan perawan. Kini, hutan-hutan
Indonesia adalah beberapa hutan yang paling terancam di muka bumi. Pemerintah Indonesia pun mulai berbenah diri
terhadap kerusakan hutan yang terjadi
di Indonesia. Salah
satu upaya untuk mengatasi kerusakan tersebut , yaitu adanya Undang-undang (UU) Nomor 32 tahun 2009 yang
mengatur tentang lingkungan hidup dan peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 mengenai
perlindungan hutan. Akan tetapi undang-undang dan peraturan pemerintah tidaklah
cukup untuk membangun pentingnya pelestarian
lingkungan di masyarakat tanpa disertai dengan aksi untuk menjaga
lingkungan tersebut.
Sebagai salah satu upaya untuk
mengatasi permasalahan mengenai
kurangnya kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan, kelompok program kreatif mahasiswa bidang pengabdian masyarakat ingin
mengadakan penyuluhan dan
pelatihan terhadap masyarakat terutama anak-anak sekolah dasar dalam
membangun kepedulian terhadap lingkungan.
Seperti yang telah diketahui,
anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu generasi penerus yang memikul
beban dan kewajiban untuk kemajuan bangsa nantinya.
Metode-metode yang digunakan
dalam penyuluhan
kali ini adalah “belajar sambil
bermain” melalui media “ Si Bocil “ ( Boneka Cinta Lingkungan).
Boneka ini merupakan metode untuk
media edukasi tentang penyadaran lingkungan kepada para anak-anak. Dengan
metode ini, para siswa dapat
dengan mudah berimajinasi mengenai cara menjaga lingkungan dan hutan, sehingga dengan mudah dimengerti dan mampu
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
click here to download
No comments:
Post a Comment