Kerusakan hutan di
Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh faktor
alam maupun faktor buatan, yakni aktivitas manusia yang merugikan. Aktivitas
manusia yang merugikan menjadi faktor utama dalam kerusakan hutan di Indonesia.
Aktivitas-aktivitas tersebut, antara lain : illegal
logging, perambahan hutan, konversi hutan ke non hutan, dan sebagainya.
Dalam hal ini, diperlukan alternatif solusi untuk mencegah dan melestarikan
hutan agar tetap berjalan sesuai dengan fungsinya, salah satunya adalah melalui
pemantauan kesehatan hutan.
Di Indonesia, kesadaran
tentang pemantauan kesehatan hutan sampai saat ini masih kurang. Ketika hutan
tanaman dibangun secara luas, kerusakan hutan mulai dirasakan sebagai salah
satu masalah penting, karena diantaranya menyebabkan kegagalan. Kesehatan dan
produktifitas tanaman dipengaruhi beberapa hal di antaranya adalah genetik,
tempat tumbuh, pemeliharaan dan faktor pengganggu (hama, penyakit, kebakaran,
penggembalaan dan lain-lain).
Keberhasilan pembangunan
hutan memerlukan usaha perencanaan yang baik untuk melindungi tegakan dari
kerusakan. Hutan yang sehat akan menjamin keamanan investasi, sehingga keamanan
produksi dan fungsi hutan yang lain dapat terwujud. Dalam perencanaan dan
pelaksanaan tindakan silvikultur ada empat kegiatan, yaitu : mengendalikan (controlling), memfasilitasi (facilitating), melindungi (protecting) dan menyelamatkan (salvaging).
Metode Pemantau
Kesehatan Hutan atau Forest Health
Monitoring (FHM) merupakan salah satu metode penilaian kesehatan tegakan
dengan mengelompokkan jenis dan tingkat kerusakan per individu tanaman. Metode
ini bertujuan untuk membuat pernyataan tentang status dan kecenderungan
kesehatan ekosistem hutan baik dalam tingkat klaster maupun plot. Selain itu
juga penting dilakukan sebagai dasar pembuatan program rencana strategis untuk
menguraikan taksiran perubahan kondisi kesehatan hutan. Program pemantauan
kesehatan hutan memperkirakan status kesehatan saat ini, perubahan dan kecenderungan
kondisi dalam hutan, memonitor spesies yang mengindikasikan keadaan hutan dan
mengidentifikasi hubungan alamiah antara penyebab manusia, penyebab alami,
patogen dan kondisi ekologi.
Pemantauan kesehatan
hutan akan menghasilkan status-status kesehatan hutan yang meliputi persen
hidup tanaman, tingkat biodiversitas, tingkat kerusakan dan produktifitas
tegakan di dalam ekosistem, kondisi tapak tumbuh dan faktor lainya yang
berpengaruh. Informasi status-status kesehatan hutan dari beberapa tahun, akan
digunakan untuk melihat perubahan yang terjadi pada suatu hutan, sehingga dapat
diketahui arah kecenderungan kondisi hutan tersebut. Pada akhirnya, hasil
identifikasi dari trend ini digunakan
sebagai bahan dalam rangka memperoleh teknik penanganan pengelolaan hutan dan
strategi dalam mengantisipasi kerusakan hutan secara efektif dan efisien.
click here to download
No comments:
Post a Comment